Beranda | Artikel
Bencana dibalik Hasad
Kamis, 21 Juni 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Bencana dibalik Hasad merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary. dalam pembahasan Kitab Aktualisasi Akhlak Muslim yang sangat penting untuk diketahui oleh setiap muslim. Kajian ini disampaikan pada 12 Ramadhan 1439 H / 28 Mei 2018 M.

Kajian Tentang Bencana dibalik Hasad – Aktualisasi Akhlak Muslim

Pada pertemuan-pertemuan yang lalu kita telah berbicara hakikat hasad. Kita telah jelaskan bahwa menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sekedar membeci nikmat yang ada pada orang lain sudah terhitung hasad. Walaupun kita tidak berharap nikmat itu hilang atau lenyap dan terangkat darinya. Oleh sebab itu setiap muslim hendaknya senantiasa membersihkan hati dari penyakit yang berbahaya ini. Sehingga dikatakan bahwa ada seorang ulama salam ketika ditanya apa resep panjang umur, maka dia menjawab, “aku meninggalkan hasad”. Tentu ini merupakan salah satu resep untuk bisa panjang umur.

Bencana dibalik Hasad

Penyakit hati pada umumnya, pasti akan membawa kemudhorotan dan keburukan atas penderitanya. Tidak terkecuali penyakit hasad ini. Penyakit ini memiliki banyak sekali keburukan dan kemudhorotan atas penderitanya. Beberapa diantara akibat buruk dan bencana dibalik penyakit hasad ini. Semoga kita dapat menyembuhkan penyakit ini dari diri kita.

1. Membenci takdir Allah 

Ini adalah satu perkara yang sangat buruk. Dan ini bisa membahayakan salah satu diantara rukun-rukun iman. Yaitu iman kepada takdir. Kita wajib beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Karena itu semua datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Seseorang yang hatinya dipenuhi hasad, dia akan mudah membenci takdir Allah subhanahu wa ta’ala. Dia merasa tidak suka terhadap nikmat yang Allah tetapkan untuk orang lain dan bukan untuk dirinya. Dia menunjukkan ketidaksukaan terhadap pemberian nikmat tersebut.

Pada hakikatnya itu adalah ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala. Suka ataupun tidak suka, itu merupakan ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala. Namun karena perasaan hasad, dia menunjukkan kebencian dan ketidaksukaan terhadap takdir Allah. Seolah-oleh dia mengatakan, “Allah salah menetapkan takdir. Seharusnya nikmat itu datang kepadaku dan bukan kepadanya. Seharusnya nikmat itu diberikan kepadaku dan bukan kepadanya.”

Tentu ini adalah benci yang terbesar. Dia dapat menggerogoti iman kepada takdir. Seseorang akan membenci takdir. Bahkan mungkin akan tergiring kepada perkara yang lebih buruk lagi, yaitu dia membenci Allah subhanahu wa ta’ala. Apalagi seiring dengan diberikannya nikmat kepada orang lain, dia mendapatkan musibah. Semakin berkobarlah kebenciannya kepada takdir. Semakin besar juga kebenciannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Melahap Kebaikan Penderitanya

Orang yang terkena penyakit hasad, tanpa dia sadari kebaikan-kebaikannya akan hilang. Ini seperti api yang melahap kayu bakar yang kering. Karena biasanya orang yang hasad itu berniat bahkan kalau dia melampiaskan hasadnya, dia akan melanggar hak-hak orang yang dihasadinya. Yang lebih buruk lagi dia akan menyebutkan kejelekan-kejelekannya (ghibah).

Apabila hasad itu muncul ke permukaan lalu dia melampiaskan hasadnya itu, maka dia akan jatuh kebanyak kedzaliman-kedzaliman tanpa dia sadari. Diapun kehilangan kebaikan-kebaikannya.

Simak Penjelasan Lengkap dan Download MP3 Kajian Tentang Berencana dibalik Hasad – Aktualisasi Akhlak Muslim


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/31319-bencana-dibalik-hasad/